detik ke detik pudar
potret kelabu meretak
pilu laung tangis
pedih menghiris
lapis-lapis duka
istana kencana
tersungkur
di kaki waktu
wilayah ini bukan asing
tiap siksa lara
senyum tangis
hanya lakonan
budi bahasa
kami
rakyat kecil
daerah nestapa
tiap kematian
hanya mampu
mengubur nama
markas
melayu sarawak subaltern
kuching
4 mac 2009
Puisi ini pertama kali dibaca di halayak pada pelancaran antologi puisi
'Jatuh Ke Laut’ - Taufiq Firdausi, 4hb April 2009 di Prima Pesona, Matang,
Kuching, Sarawak.
No comments:
Post a Comment